Wednesday, July 7, 2010

Desa sangsit

Sangsit adalah sebuah desa yang terletak beberapa kilometer di sebelah timur Singaraja, Bali. Di sini terletak salah satu pura Bali utara yang terkenal. Pura ini adalah pura Beji dan diperuntukkan bagi Dewi Sri, yang merupakan dewi pertanian dan beras bagi masyarakat Jawa dan Bali. Di pura ini dapat dilihat perbedaan antara arsitektur pura di Bali bagian utara dan selatan. Pura di bagian Bali utara umumnya lebih simetris dengan pengaruh bangsa Tiongkok

Upacara Bukakak

Upacara Bukakak terdapat di Desa Adat Sangsit Dangin Yeh, Desa Sangsit Kecamatan Sawan ± 8 km timur Kota Singaraja. Upacara ini sangat unik karena hanya terdapat di Desa Sangsit yang dilakukan setiap 2 tahun sekali dan diselingi dengan upacara ngusaba setiap tahunnya. Upacara ini berkaitan dengan “Upacara Ngusaba”, upacara yang bertujuan untuk mendoakan agar para petani diberikan panen yang baik. Dalam upacara ini, dibuat “Babi Guling” (seekor babi muda yang dipanggang) yang pada waktu memanggangnya hanya sebagian babi tersebut dipanggang matang. Babi guling ini kemudian oleh anggota subak diarak dalam suatu prosesi diiringi gemelan Tik Nong, menjelajahi areal persawahan untuk memohon berkah. 

Pura Beji

Identifikasi dan Daya Tarik

Lingkungan Pura Beji merupakan sebuah lingkungan pura untuk memjuja Dewi Sri, sebagai Dewi yang dikaitkan dengan pertanian khususnya dipercayai sebagai dewi yang menciptakan padi sebagai bahan makanan pokok. Lingkungan pura ini juga dikenal sebagai lingkungan pura Subak untuk Desa Adat Sangsit, dimana seluruh bagian lingkungan Pura dihiasi ukiran style Buleleng dalam bentuk tumbuh-tumbuhan yang merambat dan motif bunga yang mencirikan khas Bali Utara. Lingkungan Pura ini diperkirakan berdiri di abad ke 15, pada jaman Raja Majapahit. Pada pintu gerbang lingkungan pura dihiasi dua ekor naga sebagai penjaga pura. Daya tarik yang unik dari lingkungan pura ini adalah ukiran yang memenuhi semua bagian pura seakan-akan tidak ada satu tempat pura yang tidak dihiasi dengan ukiran. Ukiran ini dicat warna-warni sehingga lingkungan pura ini menjadi lebih unik lagi.

Lokasi

Lingkungan pura ini berlokasi di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan Kabupaten daerah Tingkat II Buleleng. Lebih kurang 8 km di sebelah timur kota Singaraja dan masuk 500 meter ke jalan menuju pantai. Lokasi ini mudah dicapai dengan kendaraan roda empat.

Fasilitas

Fasilitas yang tersedia sangat minim, hanya beberapa meter di depan lingkungan Pura ada sebuah halaman parkir, namun cukup untuk beberapa buah mobil. Demikian juga penjual makanan dan minuman yang tersedia terbatas.

Kunjungan

Kendatipun lingkungan pura ini memiliki fasilitas yang cukup terbatas namun untuk jumlah kunjungan lingkungan pura ini tidak pernah dilewatkan dan sudah merupakan suatu keharusan buat para pemandu wisata menyinggahkan tamunya ke pura ini, karena mereka percaya bahwa Lingkungan Pura Beji merupakan satu-satunya pura yang dapat menampilkan gaya ukiran yang dinamis khas Buleleng.

Deskripsi

Belum adanya sumber yang dapat diyakini dapat menjelaskan kapan tepatnya lingkungan pura ini dibangun. Dari orang-orang tua setempat yang dwawancarai mengatakan bahwa lingkungan pura ini mungkin suatu lingkungan Pura Desa Adat Sangsit. Dilihat dari statusnya sebagai lingkungan Pura yang disungsung oleh anggota subak dapat dikatakan lingkungan pura ini adalah lingkungan Pura yang terbesar sebagai lingkungan pura Subak. Di jalam penjajahan Belanda sebelum Perang Dunia II ketika wisatawan datang ke Bali dengan kapal laut melalui Pelabuhan Buleleng, Lingkungan Pura Beji dan Lingkungan Pura Maduwe Karang di Desa Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan, banyak dikunjungi wisatawan. Wisatawan akan pergi ke selatan untuk melihat obyek-obyek wisata di sana menyempatkan diri untuk melihat kedua lingkungan Pura ini. Demikian pula wisatawan yang akan berangkat kembali ke negerinya dengan kapal laut akan memanfaatkan pula waktunya untuk mengunjungi kedua lingkungan pura ini.